AHISAMA

Welcome to Sainstis Muslim...
Salam pecinta blogger!!!

Mengecek Arah Kiblat Mesjid Jami Asy-Syujaiyyah Bantar Kemang Bogor

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Berkaitan dengan posting, "Perbaiki Arah Qiblat Ketika matahari Tepat Di Atas Ka’bah". Saya bersama Klub Sains Daarul Uluum mencoba mempraktikkan pengecekan arah kiblat mesjid yang berada di samping Pesantren Modern Daarul Uluum yaitu, Mesjid Jami Asy-Syujaiyyah.

Faisal Mahfudz & Avicena Pamuji, salah satu Santri Klub Sains Daarul Uluum memperhatikan bayangan matahari.

Tanggal 28 Mei 2012 sekitar pukul 16.00 disela-sela waktu belajar santri, beberapa santri Klub Sains pergi ke atas mesjid. Tepat pukul 16.18 sesuai instruksi posting sebelumnya, kami menandai bayangan tongkat menggunakan pita putih.






Dengan menggunakan model kompas, kami membandingkan arah bayangan dengan arah mata angin. Hasilnya bisa dilihat seperti gambar di samping.

Catatan : Koordinat Mesjid Asy-Syujaiyyah 6.6172565S 106.8179145E (wikimapia.org)

 



 
KESIMPULAN :
"Arah kiblat di Mesjid Asy-Syujaiyyah Bantar Kemang Kota Bogor dari barat miring ± 6°  searah jarum jam".

Hasil kegiatan ini kami cocokkan dengan arah sholat di dalam mesjid & kami diskusikan kepada ketua DKM, KH. Aep Saepuddin. Hal-hal yang menjadi catatan kami :
  1. Cuaca berawan, bayangan terlihat samar.
  2. Waktu pelaksanaan. Dari sumber yang kami dapat & koran, tanggal penentuan arah kiblat dimana matahari tepat berada di atas Ka`bah tercantum tanggal 28 Mei 2012. Namun di beberapa sumber lainnya dikatakan tanggal 27 Mei 2012.
  3. Ketegaklurusan tongkat yang digunakan terhadap bidang datar, karena kami tidak menggunakan waterpass.
Selain itu, kami mencoba dengan menggunakan GPS di android. Namun hasilnya masih melenceng kemana-mana.


Tentunya masih banyak kekurangan & kesalahan dalam kegiatan ini, namun ada pertanyaan dalam benak kami :
  1. Bumi itu bulat, apabila kita berjalan lurus terus nantinya kita akan kembali ke tempat semula. Jika arah kiblat sudah benar, kalau kita berbalik arah 180° apakah bisa dikatakan kita menghadap kiblat juga?
  2. Apabila terdapat daerah yang letaknya persis di belahan belakang Ka`bah, untuk kiblatnya apakah harus menghadap ke barat / timur ? (Kiblat itu kan menghadap ke Ka`bah, yang berada di sebelah kiri Ka`bah berarti menghadap ke kanan, dan sebaliknya)

Demikian laporan kegiatan bersama Klub Sains Santri Daarul Uluum, mari kita diskusi bersama-sama..
mohon kritik & sarannya,,,
n_n

Salam Saintis Muslim,
Wassalamu `alaikum Wr. Wb.

Perbaiki Arah Qiblat Ketika matahari Tepat Di Atas Ka’bah

Di samping gerakan matahari yang terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat, ternyata matahari juga bergeser dalam arah utara-selatan. Bergeser mulai dari garis khatulistiwa, ke utara, kembali lagi ke khatulistiwa, melanjutkan ke selatan, dan kembali lagi ke garis khatulistiwa. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu siklus itu adalah 1 tahun, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk mengitari matahari satu putaran penuh.
Pergeseran matahari dalam arah utara-selatan diakibatkan oleh kemiringan sumbu rotasi bumi. Sudut kemiringannya sebesar 23.5º. Ketika bumi mengelilingi matahari maka sudut kemiringan ini akan mengakibatkan matahari terlihat bergeser ke utara dan selatan dengan jarak maksimum 23.5º dari garis khatulistiwa.
Matahari bergeser sebesar 1/2 piringannya setiap hari. Pada tanggal 20-21 Maret matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa dan selanjutnya bergeser ke utara sampai mencapai jarak maksimum 23.5º pada tanggal 20-21 Juni. Ketika sudah mencapai titik maksimum di utara maka matahari akan berbalik lagi ke arah garis khatulistiwa sehingga sampai lagi di atas garis khatulistiwa pada tanggal 22-23 September. Kemudian matahari akan melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke arah selatan sampai mencapai jarak maksimum 23.5º pada tanggal 21-22 Desember. Kemudian berbalik lagi ke garis khatulistiwa pada tanggal 20-21 Maret. Itulah perjalanan semu tahunan matahari, dan siklus itu berlangsung terus setiap tahun.

(Kemiringan sumbu rotasi bumi mengakibatkan matahari terlihat bergeser ke utara dan selatan garis khatulistiwa ketika bumi mengitari matahari. Sumber: earthgauge.net)

Jarak matahari terhadap garis khatulistiwa diukur dengan satuan derajat (º). Tanda “+” (plus) menandakan matahari sedang berada di utara khatulistiwa sedangkan tanda “-” (minus) menandakan matahari sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Jarak matahari dari garis khatulistiwa dalam istilah astronomi disebut dengan deklinasi (declination). Deklinasi bernilai nol ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa, yaitu pada tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.
Sistem pengukuran deklinasi matahari sama dengan sistem pengukuran lintang sebuah tempat, yaitu nilai jarak dalam satuan derajat terhadap garis khatulistiwa. Oleh karena itu, semua daerah yang berada dalam lintang 23.5º LU sampai 23.5º LS akan di lewati matahari 2 kali dalam setahun. Sekali ketika matahari sedang bergeser menjauhi garis khatulistiwa dan sekali lagi ketika matahari kembali ke garis khatulistiwa. Daerah yang mempunyai lintang lebih besar dari 23.5º tidak pernah dilewati oleh matahari.
Untuk mengetahui kapan matahari melintasi sebuah daerah, yang pertama kita harus mengetahui dulu nilai lintang tempat daerah tersebut. Misalnya untuk kota lhokseumawe, nilai lintang tempat untuk kota ini adalah 5° 11′ LU, artinya letak kota lhokseumawe 5° 11′ sebelah utara garis khatulistiwa. Langkah selanjutnya adalah mencari kapan deklinasi matahari bernilai + 5° 11′. Nilai deklinasi matahari ini bisa diperoleh dengan menggunakan tabel deklinasi. Nilai deklinasi yang mendekati nilai lintang tempat kota lhokseumawe adalah pada tanggal 3 April dan 10 September. Sehingga matahari akan terlihat melintasi kota lhokseumawe pada tanggal 3 April dan 10 September tersebut.
Ada fenomena penting ketika matahari sedang melewati sebuah daerah, yaitu titik kulminasi/istiwak matahari akan berada tepat di atas kepala (zenit) kalau kita sedang berada di daerah tersebut, sehingga pada saat itu kita tidak memiliki bayangan. Untuk kasus Lhokseumawe di atas, maka pada tanggal  3 April dan 10 September matahari akan tepat berada di atas kepala ketika kulminasi/istiwak terjadi. Dalam ilmu falak, kulminasi/istiwak tepat di atas kepala dikenal dengan istiwak a’dham.
Kulminasi/istiwak adalah kejadian dimana matahari mencapai titik tertingginya di langit, yaitu ketika dia berada pada perbatasan belahan langit timur dan barat (meridian). Dalam penentuan waktu shalat, kulminasi/istiwak merupakan awal masuknya waktu shalat Zuhur.

Memperbaiki Arah Qiblat Ketika Istiwak A’dham Di Atas Ka’bah
Ka’bah sebagai kiblat umat Islam mempunyai lintang tempat 21o 25′ LU. Deklinasi matahari yang bernilai + 21o 25’ terjadi pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli. Sehingga pada tanggal tersebut matahari akan melintasi tepat di atas Ka’bah. Untuk tanggal 28 Mei matahari tepat berada di atas ka’bah pada pukul 16:18 WIB sedangkan untuk tanggal 16 Juli kejadian yang sama terjadi pada pukul 16:27 WIB.

 
(Cara menentukan arah kiblat ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah. Sumber: bersamadakwah.com)

(Bayangan benda tegak mengarah ke arah Ka’bah ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah. Sumber: rukyatulhilal.org)

Ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah maka seluruh bayangan benda tegak akan mengarah ke Ka’bah, Sehingga arah bayangan itu merupakan arah kiblat.
Caranya sangat mudah dengan hanya menggunakan bandul atau tiang tegak pada tanggal dan jam di mana matahari berada di atas Ka’bah. Maka bayangan yang dihasilkan adalah tepat mengarah ke Ka’bah atau kiblat.
Demikian semoga bermanfaat
Salam Astronomi

Sumber : HA3

Facebook Twitter RSS